Jumat, 03 April 2009

Susunan Baru Pengurus DKM Al-Husna


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas limpahan nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat Islam. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran beliau hingga yaumul akhir.

Bersama ini kami beritahukan bahwa berdasarkan rapat koordinasi pengurus DKM pada tanggal 26 Maret 2009, telah dilakukan restrukturisasi kepengurusan DKM Al-Husna yang baru. Berikut adalah susunan pengurus DKM Al-Husna yang baru:

Penasehat : Bpk. H. Waluyo Ratam
Ketua : Bpk. Agus Poerwantoro
Sekretaris : Bpk. Priyo Purnomo
Bendahara : Bpk. Hendry
Bidang Dakwah: Bpk. Robby Irfan
Bidang Kewanitaan: Ibu Amalia
Bidang Perpustakaan: Bpk. Agus Hartanto

Untuk itu marilah kita berikan dukungan kepada beliau-beliau yang telah ditunjuk di atas sesuai kemampuan kita dan kita doakan semoga beliau-beliau dapat bekerja dengan baik dan ikhlas dalam melaksanakan amanah tersebut. Amiin.


Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

DKM Al-Husna



Baca Selengkapnya...

Undangan Majelis Taklim Al-Husna (5 April 2009)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas limpahan nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat Islam. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran beliau hingga yaumul akhir.

Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk menghadiri pengajian rutin Majelis Taklim Al-Husna yang insya Allah akan berlangsung pada:

Hari/Tanggal : Ahad, 5 April 2009
Waktu : 19.30 WIB (ba’da Isya)
Acara : Pengajian Rutin Majelis Taklim Al-Husna
Pemateri : Ust. Abdullah Muaz
Tema : Tauhid

Demikian undangan ini kami sampaikan, kehadiran Bapak/Ibu semua sangat kami nantikan.


Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

DKM Al-Husna

NB: Bagi Bapak/Ibu yang belum mengembalikan Formulir Kesediaan Menjadi Donator Tetap kepada kami, mohon pada saat hadir di pengajian untuk membawa serta formulir tersebut yang telah diisi.








Baca Selengkapnya...

Bincang-bincang Tujuh Menit (Bintum)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas limpahan nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat Islam. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran beliau hingga yaumul akhir.

Pada kesempatan kali ini, kami beritahukan kepada jamaah Masjid Al-Husna, warga Cimanggis Green Residence I, bahwa kami akan menambahkan satu lagi kegiatan keagamaan di lingkungan Masjid Al-Husna sebagai pelengkap dari kegiatan-kegiatan yang sudah ada. Adapun kegiatan baru yang akan dilaksanakan kami beri nama Bincang-bincang Tujuh Menit (Bintum), yang insya Allah akan diselenggarakan rutin setiap hari Sabtu ba'da Subuh. Acara Bintum ini dibuat dalam format yang santai dan "dari kita untuk kita", dalam arti peserta dan pemateri adalah jamaah Masjid Al-Husna sendiri. Selain itu juga akan disediakan makanan ringan (snack), yang juga disediakan oleh jamaah secara swadaya (tidak menggunakan kas DKM). Untuk sementara, acara ini khusus bagi bapak-bapak.

Sebagai sesi pembuka, kami mengundang bapak-bapak untuk menghadiri Bintum pertama yang insya Allah akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 April 2009
Waktu : Ba'da Subuh
Pemateri : Bpk. H.W. Ratam
Konsumsi : Akan disediakan oleh Bpk. Agus Poerwantoro

Demikian pemberitahuan dan undangan dari kami, kehadiran bapak-bapak sangat kami nantikan.


Wassalamu'alaikum wr.wb.

DKM Al-Husna






Baca Selengkapnya...

Rabu, 01 April 2009

Menjadi Kekasih Allah

Life sharing by Bayu Gawtama

Pernah suatu hari Ali bin Abi Thalib menangis, ketika ditanya sebab apa menantu Rasulullah itu menangis, ia menjawab, œSudah satu minggu tak ada seorang tamu pun yang datang kepadaku untuk meminta sesuatu. Aku khawatir Allah sedang menghinakan aku.

Karakter seperti Ali bin Abi Thalib ini memang terbilang langka dan unik. Kebanyakan orang justru menghindar dan bersembunyi kalau ada orang yang datang ke rumahnya hendak meminta bantuan. Misalnya saja mereka yang dari balik pagar rumahnya berteriak, œMaaf, tidak ada orangnya kepada para pengemis yang berdiri mematung di depan pagar. Padahal boleh jadi pengemis tua itu benar-benar memerlukan bantuan.


Memang dipandang dari sisi kita, nampaknya pengemis tua renta itu yang memerlukan pertolongan. Namun dilihat dari sudut yang berbeda, sesungguhnya kitalah yang memerlukan pengemis atau siapapun dari kaum dhuafa itu karena merekalah kunci surga yang ditebarkan Allah di muka bumi. Seperti ditegaskan Rasulullah dalam satu haditsnya, œSegala sesuatu ada kuncinya, dan kunci surga adalah mencintai orang-orang miskin (HR Ad Daruqutni dan Ibnu Hiban).

Kepada isterinya, Rasulullah pernah berpesan, œWahai Aisyah, cintailah orang miskin dan akrablah dengan mereka, supaya Allah pun akrab juga dengan engkau pada hari kiamat (HR Al Hakim). Dalam hadits lain, Nabi Allah pun berkata, œAllah semakin memperbanyak kenikmatan-Nya kepada seseorang karena ia banyak dibutuhklan orang lain. Barangsiapa enggan memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang lain berarti ia telah merelakan lenyapnya kenikmatan bagi dirinya (HR Baihaqi).

Banyak hal yang bisa kita perbuat guna membantu dan meringankan beban orang lain di sekeliling kita. Sebanyak orang-orang lemah (dhuafa) yang bertebaran di sekitar kehidupan kita. Coba perhatikan, di sudut-sudut jalan, atau kemana pun wajah ini dihadapkan akan mudah terlihat beragam golongan kaum dhuafa. Jika kita sedikit ˜gerah™ dengan aksi orang yang berpura-pura menjadi pengemis, alihkan pandangan kita ke rumah-rumah yatim piatu. Atau menjenguk ke rumah sakit untuk melihat betapa banyaknya orang-orang sakit yang kebingungan membayar biaya perawatan. Sesungguhnya, di luar rumah sakit masih lebih banyak orang yang meregang nyawa tanpa pertolongan karena tidak memiliki biaya sedikitpun untuk pergi ke dokter atau rumah sakit.

Jika tidak berupa materi karena kondisi kita pun dalam kesempitan, tetap saja kita tidak kehilangan kesempatan untuk berbuat sesuatu untuk orang lain. Bantuan materi tak melulu harus dari kantong kita, jika tak mampu. Maka bantulah orang yang mampu untuk menemukan kunci-kunci surga itu, dengan cara memberikan informasi tempat-tempat dan orang yang membutuhkan pertolongan. Dengan demikian, kita telah menjadi perantara bagi keduanya, yang menolong dan yang ditolong.

Allah SWT bertanya kepada Nabi Ibrahim alaihi salam, œTahukah kamu mengapa Aku memberi gelar kepadamu Khalilullah “kekasih Allah? Nabi Ibrahim menjawab; Tidak tahu ya Rabb! Lalu Allah menegaskan, Lantaran kamu suka memberi makan orang-orang miskin dan shalat dikala orang lain sedang tertidur lelap

Maka sesungguhnya, tidak hanya Ibrahim alaihi salam yang mampu merebut gelar itu dari Allah. Setiap hamba memiliki kesempatan yang sama dengan Ibrahim untuk menjadi kekasih Allah. Caranya seperti yang dilakukan Nabi Allah itu, suka memberi makan orang miskin dan bangun di waktu malam untuk bermunajat kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW dalam hadits lain mengatakan, œOrang yang bekerja keras untuk membantu janda dan orang miskin adalah seperti pejuang di jalan Allah atau seperti orang yang terus menerus shalat malam atau terus berpuasa (HR. Muslim). Artinya, memberi sesuatu kepada kaum dhuafa memiliki nilai yang sama dengan berjihad di jalan Allah, sayangnya hal ini seringkali tidak kita sadari. Sudahlah kerap lalai qiyamullail, membantu orang miskin pun tidak kita lakukan.

Khalifah Umar bin Khattab, salah seorang sahabat yang memberi contoh nyata bagaimana berupaya menjadi kekasih Allah. Pernah suatu malam Auza™iy ˜memergoki™ Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya Auza™iy datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahwa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Tetapi janda tua itu tidak pernah tahu siapa orang tersebut! Padahal orang yang mengunjunginya tiap malam tersebut tak lain adalah adalah khalifah yang selama ini sangat ia kagumi.

Pada suatu malam lainnya ketika Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota, tiba-tiba ia mendengar rintihan seorang wanita dari dalam sebuah tenda yang lusuh. Ternyata yang merintih itu seorang wanita yang akan melahirkan. Di sampingnya, duduk suaminya yang tengah kebingungan. Maka pulanglah sang Khalifah ke rumahnya untuk membawa isterinya, Ummu Kalsum, untuk menolong wanita yang akan melahirkan anak itu. Tetapi wanita yang ditolongnya itu pun tidak tahu bahwa orang yang menolongnya dirinya adalah Khalifah Umar, Amirul Mukminin yang mereka cintai.

Pada kisah lainnya, Khalifah Umar berjalan di tengah malam berkeliling perkampungan untuk mengetahui kondisi rakyatnya. Kemudian ia mendapati sebuah gubuk reot dan terdengar suara tangis anak-anak di dalamnya. Dari celah gubuk reot itu ia melihat seorang ibu yang tengah berusaha menenangkan anaknya yang menangis karena kelaparan. Rupanya anaknya menangis karena kelaparan sementara sang ibu tidak memiliki apapun untuk dimasak malam itu.

Umar mendengar si Ibu berkata kepada anaknya, œBerhentilah menangis, sebentar lagi makanannya matang. Namun kemudian Umar terperanjat ketika melihat bahwa yang dimasak oleh ibu itu adalah sebuah batu. Sandiwara sang ibu yang berpura-pura memasak itu hanya untuk meredam tangis anaknya yang tak henti karena rasa lapar. Melihat pemandangan itu Umar sangat sedih dan merasa berdosa. Ditemani pengawalnya, Umar pergi ke gudang penyimpanan makanan negara dan mengangkut sendiri karung gandum itu.

œIjinkanlah saya yang akan membawa dan memanggul gandum itu, pinta sang pengawal. œBiarlah aku yang mengangkat dan memanggul gandum ini. Ini adalah tanggung jawabku. Dan aku akan menebus dosa-dosaku yang telah menyengsarakan rakyatku, kilah Umar bin Khattab.

Di masa sekarang, mungkin terdengar aneh kalau ada kasus orang yang memasak batu karena kelaparan. Tetapi kita pun tak bisa menutup mata atas beberapa peristiwa yang pernah terungkap di media massa berkenaan dengan kemiskinan. Tentang seorang anak Sekolah Dasar yang mencoba bunuh diri karena tidak punya buku pelajaran, tentang sekeluarga di Makassar yang meninggal karena kelaparan, atau jutaan orang yang terjerat hutang dan jatuh dalam rantai baja rentenir.

Insya Allah, banyak kesempatan untuk menjadi kekasih Allah di masa kini. Segera ambil kesempatan ini, atau orang lain yang merebutnya dari depan mata kita. (gaw)


Baca Selengkapnya...